Catatan Kuliah Pertemuan VIII dan Makna Note of The Day by Prof. Marsigit, M.A
Assalamualaikum wr.wb.
Artikel ini saya tulis sebagai refleksi perkuliahan Filsafat Penelitian dan Evaluasi Pendidikan pertemuan kedlapan tanggal 25 Oktober 2021. Ringkasan dan review perkuliahan hari ini secara singkat dapat dilihat di bawah ini.
BAGIAN 1 REVIEW MATERI KULIAH
- Siswa merupakan peserta didik yang terdaftar di sekolah untuk mengikuti suatu pelajaran. Siswa di sekolah ini dipandang sebagai manusia dengan kehendak, kebutuhan, dan pengalaman yang berbeda-beda. Perbedaan ini perlu diperhatikan oleh seorang guru agar dapat melakukan pemilihan metode, model, maupun strategi pembelajaran serta penilaian yang tepat sehingga hasil pembelajaran yang terukur sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
- Guru merupakan orang yang lebih tua sehingga diharapkan dapat memperhatikan pentingnya perbedaan yang terjadi di dalam kelas. Sebagai orang yang lebih tua sekaligus sebagai orang tua siswa di sekolah harus memperhatikan kebutuhan anak-anak dalam hal ini siswa, khususnya dalam hal pembelajaran. Selain itu, guru juga harus menyadari bahwa siswa yang dihadapi memiliki latar belakang yang bervariasi, baik dari keluarga, ekonomi, maupun sosialnya.
- Materi pembelajaran yang disajikan oleh guru kepada siswa harus benar-benar menjadi kebutuhan bagi siswa sehingga pembelajaran tersebut menjadi lebih bermakna. Salah satu hal yang dapat menjadikan pembelajaran ini menjadi lebih bermakna adalah dengan mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan yang lebih dekat dengan siswa atau pembelajaran yang kontekstual. Dengan demikian, pembelajaran akan menjadi lebih bermakna karena siswa merasa bahwa apa yang dipelajarinya memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
- Pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru haru berpusat pada siswa (student centered learning). Hal ini menjadi hal yang wajib dilakukan oleh guru, khususnya pada era saat ini. Pemberian kebebasan kepada siswa di dalam belajar sesuai juga dengan kebijakan pemerintah saat ini, yaitu melalui program merdeka belajar. Artinya, kebebasan bagi siswa di dalam belajar sangatlah penting melalui berbagai sumber belajar yang dapat dijangkaunya.
- Seorang siswa tidak dapat dianggap sebagai ember kosong saat masuk ke dalam kelas. Apalagi, saat ini sumber belajar dapat diakses seacara bebas. Dengan demikian, seorang guru juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi siswa di kelas jangan sampai terkesan siswa lebih “pintar” daripada gurunya karena kurangnya literasi guru atau bahkan menganggap siswa sebagai ember yang kosong, yang harus diisi di dalam kelas.
- Siswa harus diperlakukan secara humanis daripada itu. Untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang baik, maka seorang guru tidak hanya menjadi fasilitator, pembimbing, atau pun pengajar di kelas, tetapi lebih daripada itu, seorang guru harus mampu menempatkan siswa sebagai seseorang yang perlu di dekati secara humanis agar terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa. Dengan demikian, diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan mudah.
BAGIAN 2 NOTE OF THE DAY
Note of the day merupakan catatan harian yang ditulis oleh Prof. Marsigit sebagai refleksi atas apa yang dilihat atau yang dialaminya dalam facebook pribadinya (Marsigit hrd). Berikut adalah beberapa pemakanaan terhadap note of the day yang dituliskan dalam facebook.
- Budaya itu diri sendiri, dimiliki, diperlukan, dikembangkan, dan dihidupkan (Prof. Marsigit, Note of the Day – 27 Oktober 2021)
Salah satu definisi budaya adalah sesuatu yang sangat kompleks yang dapat meliputi suatu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain. Jika dilihat dari definisi tersebut, maka diri ini adalah budaya itu sendiri. Sebagai contoh, diri kita akan berbudaya jika memiliki pengetahuaun dan keilmuan di tengah masyarakat. Hal ini menjadi miliki diri sendiri yang diperlukan serta dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kita. Untuk menghidupkannya, maka kita perlu mengamalkan ilmu dan pengetahuan tersebut. Hal ini juga berlaku pada aspek-aspek lain, misalnya kesenian, hukum, dan moral.
- Jujur saja tidak cukup, perlu ilmu, ikhtiar, dan do’a (Prof. Marsigit, Note of the Day – 29 Oktober 2021)
Kejujuran adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap pribadi manusia karena akan memberikan dampak yang sangat besar di dalam kehidupan, misalnya orang akan mempercayai dan menghargai kita. Kepercayaan dan penghargaan ini juga bisa berdampak pada pendidikan maupun karir kita. Namun, sebuah kejujuran tidaklah cukup di dalam mengarungi kehidupan ini, tetapi memerlukan ilmu pengetahuan sebagai salah satu modal utama dalam meraih kesuksesan. Pengetahuan yang luas akan memberikan wawasan yang luas sehingga mampu menghadapi permasalahan di dunia ini dengan melalui pemikiran-pemikirannya yang kritis. Hasil pemikiran manusia harus dilandasi dengan usaha atau ikhtiar agar apa yang dipikirkan tidak hanya sebagai angan-angan belaka, tetapi dibarengi dengan tindakan yang nyata. Adapun hasil dari segala kegiatan dan Tindakan yang dilakukan diserahkan kepada Tuhan melalui do’a dalam ibadah yang dilakukan.
- Ingat, membimbing/mendidik dapat berubah menjadi pembunuhan; contoh guru yang menyebabkan kematian siswanya (Prof. Marsigit, Note of the Day – 29 Oktober 2021)
Seorang guru harus menjadi panutan bagi siswanya, baik dalam hal ucapan, perbuatan maupun tingkah lakunya. Seorang guru professional harus memiliki kompetensi minimal yang dimiliki oleh seorang guru, khususnya kompetensi pedagogik, yaitu terkait dengan kemampuan guru di dalam mengajar di kelas. Hal ini sangat penting untuk dimiliki agar seorang guru dapat merancang sebuah pembelajaran yang bermakna bagi siswa, bukan malah menjadi beban. Banyak guru yang memberikan tugas kepada siswa tanpa mempertimbangkan kemampuan siswa, waktu maupun sumber daya yang digunakan oleh siswa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Akibatnya, banyak siswa yang merasa stress, hingga depresi, sakit, bahkan bunuh diri karena ketidakmampuannya menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tuntutan wajib guru di kelas.